Sabtu, 22 November 2014
memaafkan
slalu?? its must be our way !! :)
"Memberi maaf menambah
kemuliaan, rendah hati menambah ketinggian..."
(HR. Muslim, No 6757)
Dengan kalimat indah penuh makna, Rasulullah Saw bersabda, "Memberi maaf menambah kemuliaan, rendah hati menambah ketinggian, dan harta tidak akan berkurang karena sedekah "
(HR. Muslim, No 6757). Perihal keutamaan memaafkan, sejarawan Inggris Thomas Fuller (1608-1661) menuturkan, orang yang tidak bisa memaafkan orang lain, sama saja dengan orang yang memutuskan jembatan yang harus dilaluinya, karena semua orang perlu memaafkan.
Kerelaan memaafkan dapat melegakan hati yang semula terasa sempit bahkan menyesakan. Maaf memaafkan akan melegakan semua pihak. Itulah sebabnya. Allah dan Rasul Nya memotivasi kita untuk memaafkan, khususnya kepada orang orang yang memang pantas dimaafkan.
"..dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kemu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? dan Allah Maha pengampun Maha penyayang (QS.An Nur: 22)
Abu Darda berkata, ... Aku mendengar Rasulullah Saw, lalu ia melanjutkan. Kedua telingaku mendengar dan hatiku memperhatikan, bahwa beliau pernah bersabda,' Tidaklah seseorang yang terkena sesuatu pada tubuhnya lalu ia bersedekah dengannya (tidak menuntutnya/memaafkannya), melainkan Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dan menghapuskan kesalahan kesalahanya. Orang Anshar bertanya. 'Benarkah engkau mendengarnya dari Rasulullah Saw? Ia menjawab. 'Kedua telingaku mendengar dan hatiku memperhatikannya '. kemudian orang Anshar tersebut berkata, 'Aku akan memaafkannya'.
(HR.At Tirmidzi, No. 1393, Kitab Ad diyat, Bab Al afwu. Hadits ini di pandang dhaif/lemah dalam As silsilah ad dhaifah. No. 4482).
"Allah tidak akan menambah kemaafan seseorang, melainkan dengan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan dirinya karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.
(HR. Muslim, No 757, Kitab al biru wa al aslihah wa al adab, Bab isthibabu al afwu wa at tawadhu)
Tokoh besar India, Mahatma Gandhi (111869-1948), pernah mengatakan, "Mereka yang berjiwa lemah tak akan mampu memberi maaf tulus. pemaaf sejati hanya melekat bagi mereka yang berjiwa tangguh" -Mahatma Ghandi
SO.. BEAUTIFULL IS FORGIVENESS... !!! :D
(HR. Muslim, No 6757)
Dengan kalimat indah penuh makna, Rasulullah Saw bersabda, "Memberi maaf menambah kemuliaan, rendah hati menambah ketinggian, dan harta tidak akan berkurang karena sedekah "
(HR. Muslim, No 6757). Perihal keutamaan memaafkan, sejarawan Inggris Thomas Fuller (1608-1661) menuturkan, orang yang tidak bisa memaafkan orang lain, sama saja dengan orang yang memutuskan jembatan yang harus dilaluinya, karena semua orang perlu memaafkan.
Kerelaan memaafkan dapat melegakan hati yang semula terasa sempit bahkan menyesakan. Maaf memaafkan akan melegakan semua pihak. Itulah sebabnya. Allah dan Rasul Nya memotivasi kita untuk memaafkan, khususnya kepada orang orang yang memang pantas dimaafkan.
"..dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kemu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? dan Allah Maha pengampun Maha penyayang (QS.An Nur: 22)
Abu Darda berkata, ... Aku mendengar Rasulullah Saw, lalu ia melanjutkan. Kedua telingaku mendengar dan hatiku memperhatikan, bahwa beliau pernah bersabda,' Tidaklah seseorang yang terkena sesuatu pada tubuhnya lalu ia bersedekah dengannya (tidak menuntutnya/memaafkannya), melainkan Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dan menghapuskan kesalahan kesalahanya. Orang Anshar bertanya. 'Benarkah engkau mendengarnya dari Rasulullah Saw? Ia menjawab. 'Kedua telingaku mendengar dan hatiku memperhatikannya '. kemudian orang Anshar tersebut berkata, 'Aku akan memaafkannya'.
(HR.At Tirmidzi, No. 1393, Kitab Ad diyat, Bab Al afwu. Hadits ini di pandang dhaif/lemah dalam As silsilah ad dhaifah. No. 4482).
"Allah tidak akan menambah kemaafan seseorang, melainkan dengan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan dirinya karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.
(HR. Muslim, No 757, Kitab al biru wa al aslihah wa al adab, Bab isthibabu al afwu wa at tawadhu)
Tokoh besar India, Mahatma Gandhi (111869-1948), pernah mengatakan, "Mereka yang berjiwa lemah tak akan mampu memberi maaf tulus. pemaaf sejati hanya melekat bagi mereka yang berjiwa tangguh" -Mahatma Ghandi
SO.. BEAUTIFULL IS FORGIVENESS... !!! :D
diposkan oleh Hana Hunafa @ 22.12 0 Komentar
Istri Nabi Saw, Aisyah,
mengungkapkan "Tidak pernah saya melihat Rasulullah tertawa terbahak bahak
hingga kelihatan kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan
tersenyum".
(HR.Bukhari, No 4828, Kitab Tafsirul al Quran, Bab Qauluhu ta ala falama ro auhu arridhan)
Senyuman secara tulus mempunyai pengaruh positif tersendiri. Itulah sebabnya, Rasulullah memotivasi kita untuk senantiasa melakukannya. Sabdanya, "Tersenyumlah ketika bertemu dengan saudara kalian dan itu termasuk ibadah:
(HR. At Tirmidzi, No Kitab Al Biri wa shilah. Bab Sana i i al ma'ruf. Hadits ini Shahih dalam Shahih wa dha' if Sunan At Tirmidzi)
Menurut sebuah ungkapan:"Smile is the shortest distance between two people " artinya: senyum adalah jarak yang terdekat antara dua manusia.
Jarir bin Abdullah Al Bajli berkata. "Tidaklah Rasulullah melarangku untuk masuk kerumahnya setelah aku minta izin sejak aku masuk islam, dan tidaklah beliau melihatku, kecuali beliau selalu menampakan senyuman di depan wajahku"
(HR. Muslim, No 6519, Kitab Fadailu As sahabah, Bab Fadail Jarin Abdullah)
Imam Bukhari meriwayatkan dri Abu Hurairah, ia berkata "... selama sehari itu aku duduk sendirian di pinggir jalan, tiba tiba Abu Bakar lewat. Aku bertanya tentang makna sebuah ayat dari Al Qur'an kepadanya dengan harapan dia mau menemaniku. Namun ia terus berlalu dan tidak melakukan apa yang kuharapkan. Selanjutnya Rasulullah Saw tersenyum ketika menandangku dan mengetahui apa yang ada pada diriku serta wajahku.
" Hai Abu Hurairah!" sapa beliau
"Labaik wahai Rasulullah" jawabku.
Senyuman Rasul dalam riwayat ini tentu saja bukan mengekspresikan Abu Hurairah dalam keadaan lapar. Beliau tersenyum karena terkesan dengan kesabaran sahabatnya itu.
(HR. Bukhari, No 6452, Kitab Ar Riqaq. Bab Kaifa kana Aisyu An Nabiyi)
Jadi tersenyumlah ! Rasul kembali mengingatkan, "Jangan meremehkan kebaikan, walau sekedar menyambut kawan dengan memperlihatkan wajah yang ceria/ tersenyum"
(HR. Muslim, No 6857, Kitab Al Biri wa shilah wal adab, Bab istihbab thalaqatul wajhi)
(HR.Bukhari, No 4828, Kitab Tafsirul al Quran, Bab Qauluhu ta ala falama ro auhu arridhan)
Senyuman secara tulus mempunyai pengaruh positif tersendiri. Itulah sebabnya, Rasulullah memotivasi kita untuk senantiasa melakukannya. Sabdanya, "Tersenyumlah ketika bertemu dengan saudara kalian dan itu termasuk ibadah:
(HR. At Tirmidzi, No Kitab Al Biri wa shilah. Bab Sana i i al ma'ruf. Hadits ini Shahih dalam Shahih wa dha' if Sunan At Tirmidzi)
Menurut sebuah ungkapan:"Smile is the shortest distance between two people " artinya: senyum adalah jarak yang terdekat antara dua manusia.
Jarir bin Abdullah Al Bajli berkata. "Tidaklah Rasulullah melarangku untuk masuk kerumahnya setelah aku minta izin sejak aku masuk islam, dan tidaklah beliau melihatku, kecuali beliau selalu menampakan senyuman di depan wajahku"
(HR. Muslim, No 6519, Kitab Fadailu As sahabah, Bab Fadail Jarin Abdullah)
Imam Bukhari meriwayatkan dri Abu Hurairah, ia berkata "... selama sehari itu aku duduk sendirian di pinggir jalan, tiba tiba Abu Bakar lewat. Aku bertanya tentang makna sebuah ayat dari Al Qur'an kepadanya dengan harapan dia mau menemaniku. Namun ia terus berlalu dan tidak melakukan apa yang kuharapkan. Selanjutnya Rasulullah Saw tersenyum ketika menandangku dan mengetahui apa yang ada pada diriku serta wajahku.
" Hai Abu Hurairah!" sapa beliau
"Labaik wahai Rasulullah" jawabku.
Senyuman Rasul dalam riwayat ini tentu saja bukan mengekspresikan Abu Hurairah dalam keadaan lapar. Beliau tersenyum karena terkesan dengan kesabaran sahabatnya itu.
(HR. Bukhari, No 6452, Kitab Ar Riqaq. Bab Kaifa kana Aisyu An Nabiyi)
Jadi tersenyumlah ! Rasul kembali mengingatkan, "Jangan meremehkan kebaikan, walau sekedar menyambut kawan dengan memperlihatkan wajah yang ceria/ tersenyum"
(HR. Muslim, No 6857, Kitab Al Biri wa shilah wal adab, Bab istihbab thalaqatul wajhi)
diposkan oleh Hana Hunafa @ 21.28 0 Komentar
"Hello the first and only way
to open doors, to open ears, to open a conversation". Maksudnya: Salam
atau sapa merupakan cara pertama dan satu satunya untuk 'membuka pintu' menyapa
dan bertamu.'membuka telinga' membuat orang mendengar. sekaligus memulai
percakapan.
Nabi Saw bersabda " Kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sebelum saling menyintai. Maukah kalian aku tunjukan kepada sesuatu yang apabila kalian kerjakan, niscaya kalian akan saling menyintai? Sebarkanlah salam diantara kalian".
(HR. Muslim, No. 203. Kitab Al iman, Bab Bayanu anna la yadkhulul jannata ila al mu'minun)
"Janganlah kamu meremehkan suatu kebaikan dan berbicaralah di hadapan saudaramu dengan wajah cerah karena hal itu merupakan kebaikan"
(HR. Abu Dawud, No 5187, Kitab Al Adab, Bab Kam maratan yusalimu ar rajululafi al isti'dzan, Hadits ini dipandang Dhaif/lemah dalam Shahih wa Dhai'f Sunan Abu Dawud)
perihal pentingnya menunjukan wajah ramah dengan senyuman, Abdullah bin Harits menyaksikan, "Aku tidak pernah melihat ada orang yang murah senyum melebihi Rasulullah Saw"
(HR. At Tirmidzi, No 3641, Kitab Al Manaqih, Bab Fi bisyasyati an anabiyi, Hadist ini Shahih dalam Shahih wa dha'if Sunan At Tirmidzi)
Untuk lebih menegaskan diri sebagai pribadi yang sangat bersahabat, Rasulullah Saw pun ternyata menerapkan etika dalam berjabat tangan dan memandang seseorang. Anas bin Malik menjelaskan, "Tatkala mengajak atau diajak seseorang untuk berjabat tangan, Nabi tidak melepaskan tangannya lebih dahulu. Apabila bertatap muka dengan seseorang, beliau tidak akan mengalihkan pandangan sampai orang tersebut mengalihkan pandangannya lebih dulu
(HR. Ibnu Majah, No 3716, Kitab Al Manaqib, Bab ikramau ar rajul, Hadits ini mendapat komentar Dhaif/lemah dalam Shahih wa dhaif Sunnan Ibnu Majah)
Nabi Saw bersabda " Kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sebelum saling menyintai. Maukah kalian aku tunjukan kepada sesuatu yang apabila kalian kerjakan, niscaya kalian akan saling menyintai? Sebarkanlah salam diantara kalian".
(HR. Muslim, No. 203. Kitab Al iman, Bab Bayanu anna la yadkhulul jannata ila al mu'minun)
"Janganlah kamu meremehkan suatu kebaikan dan berbicaralah di hadapan saudaramu dengan wajah cerah karena hal itu merupakan kebaikan"
(HR. Abu Dawud, No 5187, Kitab Al Adab, Bab Kam maratan yusalimu ar rajululafi al isti'dzan, Hadits ini dipandang Dhaif/lemah dalam Shahih wa Dhai'f Sunan Abu Dawud)
perihal pentingnya menunjukan wajah ramah dengan senyuman, Abdullah bin Harits menyaksikan, "Aku tidak pernah melihat ada orang yang murah senyum melebihi Rasulullah Saw"
(HR. At Tirmidzi, No 3641, Kitab Al Manaqih, Bab Fi bisyasyati an anabiyi, Hadist ini Shahih dalam Shahih wa dha'if Sunan At Tirmidzi)
Untuk lebih menegaskan diri sebagai pribadi yang sangat bersahabat, Rasulullah Saw pun ternyata menerapkan etika dalam berjabat tangan dan memandang seseorang. Anas bin Malik menjelaskan, "Tatkala mengajak atau diajak seseorang untuk berjabat tangan, Nabi tidak melepaskan tangannya lebih dahulu. Apabila bertatap muka dengan seseorang, beliau tidak akan mengalihkan pandangan sampai orang tersebut mengalihkan pandangannya lebih dulu
(HR. Ibnu Majah, No 3716, Kitab Al Manaqib, Bab ikramau ar rajul, Hadits ini mendapat komentar Dhaif/lemah dalam Shahih wa dhaif Sunnan Ibnu Majah)
diposkan oleh Hana Hunafa @ 20.34 0 Komentar
Rasulullah Saw bersabda
"Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil
(profesional atau ahli)
(HR. Al Baihaqi dalam Syu'ab Al iman No. 5080, Haadits ini shahin dalam As silsilah As sahihah, No. 1113).
Kesabaran merupakan bagian dri syarat dalam meraih kebahagiaan. Rasul bersabda. "Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar "
(hr. Abu Dawud, No 6245. Kitab Al fitan, Bab an Fi an nahti 'an as sayi' fi al fitani)
Nabi Muhammad Saw bersabda " Sungguh, amat mengagumkan keadaan orang mukmin karena semua urusan baik baginya. Apabila dirinya memperoleh nikmat/kebahagiaan, maka dia bersyukur, sehingga menjadi kebaikan baginya. Seandainya ditimpa musibah, dia bersabar, hal itu menjadi kebaikannya".
(HR. Muslim, No. 7692, Kitab Az zuhd wa ar raqaiq, Bab Al mu'minu amruhu kuluhu khairun)
Berkenaan dengan rasa syukur ini, As Syaukani meriwayatkan dari Aisyah: "pernah Rasulullah bangun dri sebagian malam melakukan shalat sampai kedua telapak kakinya membengkak. Aku berkata kepada beliau ' Mengapa engkau melakukan hal ini ya Rasulullah? padahal dosa dosa mu yang akan datang dan yang sudah lalu telah diampuni'. Nabi yang muia menjawab, "Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?
(HR. Bukhari, No 4837, Kitab Az zakah Bab Bayanu 'anna yadu al ulyaa khairun minal yadi as suflaa)
Dari Abu Hurairah, ia berkata "Rasulullah bersabda, Ketika seorang dari kalian memandang orang yang memiliki kelebihan harta dari dirinya dan anaknya, maka hendaklah ia juga memandang orang yang lebih rendah darinya, yaitu dari apa yang telah dilebihkan kepadanya"
(HR. Muslim, No 7617, Kitab Az zuhd wa Raqaiq, Bab Hadatsana qutaibah bin said)
KEANGGUNAN pRIBADI MUHAMMAD SAW
Kesederhanaan
Kesederhanaan hidup Nabi tampak dari rumah beliau yang hanya berupa bilik bilik mungil seadanya yang berada di samping masjid nabawi. Tatkala Nabi Saw tengah berbaring di dalam biliknya, Umar bin Khatab datang menemui. Nabi segera bangkit dari vembaringannya lalu Umar melihat jejak tikar kasar membekas di tubuh mulia beliau, serta bekas bantal yang juga kasar dan keras di bawah kepala beliau. Sebagai persediaan makan Rasul sehari hari, Umar hanya melihat satu gantang gandum. Di bawah dinding biliknya, terdapat qarzh, semacam tumbuhan untuk menyamak kulit. Rerharu menyaksikan kehidupan pemimpin besar umat islam yang teramat sederhana itu, kedua mata Umar berlinang hingga menetesi pipinya. Sosok yang dikenal gagah dan tegas ini ternyata tidak mampu menahan tangis karena menyaksikan kenyataan yang dialami Muhammad Saw".
"Apa yang membuatmu menangis, Ibnu Khatab?" tegur Nabi.
" Wahai Rasulullah, bagaimana aku tidak menangis, sedang kan tikar itu telah membekas di tubuhmu, dan di tempat ini aku tidak melihat yang lain dari apa yang aku lihat. Raja Romawi dan Persia, bergelimang buah buahan dan harta, sedangkan engkau adalah utusan Allah dan hamba pilihanNya , hanya berada dalam sebuah kamar vengasingan seperti ini ". Rasulullah Saw berkata, Wahai putra Khatab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita, dan dunia menjadi bagian mereka? (HR. Muslim. No 3768)
Abu Hurairah berkata Rasul tidak pernah mencela makanan. Jika berselera maka beliau akan memakannya. Jika tidak, meninggalkannya tanpa mencelanya".
(HR. Bukhari, No. 3563, Kitab Al Manaqib, Bab Shifat an nabi)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda "Kekayaan bukannlah dengan banyaknya harta, tetapi oleh kayanya jiwa". (Bukhari, No 6446, Kitab Ar riqaq, Bab Al Gina gina an nafs)
Aisyah berkata, Rasulullah tidak meninggalkan satu dinar atau satu dirham pun, tidak pula meninggalkan kambing atau unta dan tidak pula mewasiatkan harta apa pun.
(HR. Bukhari No 2739, Kitab Al Washaya, Bab A Washaya)
Kesederhanaan hidup Rasul adalah pancaran dari kezuhudan sikap beliau.
(HR. Al Baihaqi dalam Syu'ab Al iman No. 5080, Haadits ini shahin dalam As silsilah As sahihah, No. 1113).
Kesabaran merupakan bagian dri syarat dalam meraih kebahagiaan. Rasul bersabda. "Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar "
(hr. Abu Dawud, No 6245. Kitab Al fitan, Bab an Fi an nahti 'an as sayi' fi al fitani)
Nabi Muhammad Saw bersabda " Sungguh, amat mengagumkan keadaan orang mukmin karena semua urusan baik baginya. Apabila dirinya memperoleh nikmat/kebahagiaan, maka dia bersyukur, sehingga menjadi kebaikan baginya. Seandainya ditimpa musibah, dia bersabar, hal itu menjadi kebaikannya".
(HR. Muslim, No. 7692, Kitab Az zuhd wa ar raqaiq, Bab Al mu'minu amruhu kuluhu khairun)
Berkenaan dengan rasa syukur ini, As Syaukani meriwayatkan dari Aisyah: "pernah Rasulullah bangun dri sebagian malam melakukan shalat sampai kedua telapak kakinya membengkak. Aku berkata kepada beliau ' Mengapa engkau melakukan hal ini ya Rasulullah? padahal dosa dosa mu yang akan datang dan yang sudah lalu telah diampuni'. Nabi yang muia menjawab, "Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?
(HR. Bukhari, No 4837, Kitab Az zakah Bab Bayanu 'anna yadu al ulyaa khairun minal yadi as suflaa)
Dari Abu Hurairah, ia berkata "Rasulullah bersabda, Ketika seorang dari kalian memandang orang yang memiliki kelebihan harta dari dirinya dan anaknya, maka hendaklah ia juga memandang orang yang lebih rendah darinya, yaitu dari apa yang telah dilebihkan kepadanya"
(HR. Muslim, No 7617, Kitab Az zuhd wa Raqaiq, Bab Hadatsana qutaibah bin said)
KEANGGUNAN pRIBADI MUHAMMAD SAW
Kesederhanaan
Kesederhanaan hidup Nabi tampak dari rumah beliau yang hanya berupa bilik bilik mungil seadanya yang berada di samping masjid nabawi. Tatkala Nabi Saw tengah berbaring di dalam biliknya, Umar bin Khatab datang menemui. Nabi segera bangkit dari vembaringannya lalu Umar melihat jejak tikar kasar membekas di tubuh mulia beliau, serta bekas bantal yang juga kasar dan keras di bawah kepala beliau. Sebagai persediaan makan Rasul sehari hari, Umar hanya melihat satu gantang gandum. Di bawah dinding biliknya, terdapat qarzh, semacam tumbuhan untuk menyamak kulit. Rerharu menyaksikan kehidupan pemimpin besar umat islam yang teramat sederhana itu, kedua mata Umar berlinang hingga menetesi pipinya. Sosok yang dikenal gagah dan tegas ini ternyata tidak mampu menahan tangis karena menyaksikan kenyataan yang dialami Muhammad Saw".
"Apa yang membuatmu menangis, Ibnu Khatab?" tegur Nabi.
" Wahai Rasulullah, bagaimana aku tidak menangis, sedang kan tikar itu telah membekas di tubuhmu, dan di tempat ini aku tidak melihat yang lain dari apa yang aku lihat. Raja Romawi dan Persia, bergelimang buah buahan dan harta, sedangkan engkau adalah utusan Allah dan hamba pilihanNya , hanya berada dalam sebuah kamar vengasingan seperti ini ". Rasulullah Saw berkata, Wahai putra Khatab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita, dan dunia menjadi bagian mereka? (HR. Muslim. No 3768)
Abu Hurairah berkata Rasul tidak pernah mencela makanan. Jika berselera maka beliau akan memakannya. Jika tidak, meninggalkannya tanpa mencelanya".
(HR. Bukhari, No. 3563, Kitab Al Manaqib, Bab Shifat an nabi)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda "Kekayaan bukannlah dengan banyaknya harta, tetapi oleh kayanya jiwa". (Bukhari, No 6446, Kitab Ar riqaq, Bab Al Gina gina an nafs)
Aisyah berkata, Rasulullah tidak meninggalkan satu dinar atau satu dirham pun, tidak pula meninggalkan kambing atau unta dan tidak pula mewasiatkan harta apa pun.
(HR. Bukhari No 2739, Kitab Al Washaya, Bab A Washaya)
Kesederhanaan hidup Rasul adalah pancaran dari kezuhudan sikap beliau.
diposkan oleh Hana Hunafa @ 20.13 0 Komentar
My TAULADAN is Muhhammad The Best.
:D
SIKAP IRI HANYA PADA : "Nabi
Saw bersabda, 'Tidak boleh iri hati kecuali pada dua hal, yaitu : seorang yang
diberi harta oleh Allah lalu digunakan dalam kebenaran dan seorang diberi
hikmah atau ilmu oleh Allah dimana ia memutuskan perkara dan mengajar dengannya
"
(HR. Bukhari, No 73. Kitab Al
Ilmi, Bab Al Ightibat fil ilmi wal hikmati)
Rasulullah Saw bersabda
"Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya dan untuk
diperdebatkan dikalangan orang orang bodoh dan buruk peranganinya. Jangan pula
menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis atau pertemuan , rapat, diskusi,
seminar serta untuk menarik perhatian orang orang kepadamu. Barang siapa
seperti itu maka neraka baginya...
(HR. Ibnu Majah, No. 523, Kitab i,
Bab AL INTIFAUL BIL ILMI WAL AMALU BIHI, hadits ini hasan dalam Shahih Wa dha
if sunan ) Ibnu Majah.
ILMU
pESAN pESAN Motivasi dan Inspirasi
Utama
Ilmu adalah energi atau
kekuatan
Ilmu adalah tool dan sarana
untuk kemudahan kerja dan kebahagiaan hidup
Ilmu yang baik,yang diterima dengan
hati baik akan menjadikan pemiliknya berperilaku baik
Ilmu terbaik bukan untuk dipamerkan
tetapi diamalkan dan diajarkan
Islam adalah agama ilmu dan amal
Menuntut ilmu adalah life long
journey.
Rasullullah sangat sehat dan
cekatan:
Kesehatan/kebugaran beliau tampak
dari apa yang dikemukakan sahabat Abu Hurairah. "Saya belum pernah melihat
orang yang lebih cepat ketika berjalan selain Nabi. kami bersungguh sungguh
mengerahkan tenaga, tetap beliau seakan akan santai saja, seperti tak
menghiraukan keadaan.
Rasulullah menyampaikan : "Demi
waktu, sesungguhnya manusia benar benar dalam kerugian. Kecuali orang orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh (dimensi ibadah dan produktivitas yang
positif), serta nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati dalam kesabaran (dimensi sosial )(QS. AlAshr 1-3). Berkat
optimalisasi waktu, Rasulullah Saw berhasil menjadi figur yang memiliki
berbagia prestasi gemilang dan sangat mengagumkan.
Berfikir positif terhadap Allah.
Rasul kembali menyampaikan keharusan
berfikir posifif ini sebagaimana wahyu yang beliau terima " Sesungguhnya
manusia hanya memperoleh apa yang diupayakannya" (QS. aN-Najm:39).
"Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui (QS. Al-Baqorah:216)
penulis buku :"How the Best
Leaders Lead".Brian Tracy, pernah menuliskan, " Orang sukses selalu
berpikir dan berbicara tentang solusi. Sebaliknya, orang gagal tidak seperti
itu".
DISCIPLINE IS THE BRIDGE BETWEEN
GOALS AND ACCOLISHMENT
(Disiplin adalah jembatan antara
tujuan dan pencapaian)
Isteri Nabi Muhammad Saw yang
bernama Aisyah menegaskan "Amal perbuatan yang paling disukai oleh
Rasullulah adalah yang dikerjakan secara terus menerus yaitu disiplin dan
kontinyu oleh pelakunya.
Rasul SAW sendiri bersabda,
"Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan /termasuk kesuksessan . maka dia
diuji dengan beragam kendala"
(HR.Bukhari, No 5645, Kitab Al
Mardha, Bab Ma ja'a fi Kafarati al maradha).
Rasulullah menegaskan dalam sabdanya
"Barangsiapa diuji dengan kendala/masalah kemudian bersabar /berusaha
menghadapinya, diberi kesuksessan lalu bersyukur /tidak menyombongkan diri,
dizalimi atau mengalami ketidakadilan tetapi memaafkan/ berlapang dada, dan
menzalimi/berbuat khilaf lalu beristighfar, maka bagi mereka keselamatan dan
mereka tergolong orang orang yang memperoleh hidayah /kesuksessan dan
kebahagiaan.
(HR. Al Baihaqi, Syi'ah Al iman,
No.4259. Hadits ini mendapat komentar dhaif Jiddan
dalam As silsilah Ad dhaifah,
No 4257 )
Abdullah bin Abbas, seorang lelaki
berkata, "Wahai Rasulullah, apa dosa besar itu?" Rasulullah Saw
menjawab, 'Syirik kepada Allah, pesimis terhadap karunia Allah. dan berputus
asa dari rahmat Allah".
(HR. At Tabrani, dalam Mu jam
Al Kabir, No. 8697, dari Abdullah bin Mas'ud. Hadits ini shahih dalam Majma az
zawaid, Al)
No comments:
Post a Comment